Saturday, October 30, 2010

Peran Terapi Hiperbarik Oksigen pada Tuli Mendadak

PENDAHULUAN
Penggunaan terapi hiperbarik oksigen (HBO) meningkat diberbagai bidang klinis sehingga pemahaman tentang mekanisme terapi HBO perlu diperdalam.1
Terapi hiperbarik oksigen didefinisikan oleh Undersea and Hyperbaric Medical Society (UHMS) sebagai pengobatan dengan cara pasien bernapas menghirup oksigen 100% secara intermiten dalam suatu ruang udara bertekanan tinggi (RUBT) lebih dari tekanan atmosfir. Tekanan udara yang diberikan memberi efek secara sistemik dalam ruang monoplace chamber atau multiplace chamber.1,2,3
Terapi hiperbarik sendiri merupakan salah satu modalitas terapi yang digunakan untuk penanganan kasus tuli mendadak. Hal ini telah diperkuat penggunaanya untuk tuli mendadak pada konferensi European Consensus on Hyperbaric Medicine yang ke tujuh di Lille tahun 2004, meskipun demikian masih dibutuhkan adanya penelitian lebih lanjut.4
Tuli mendadak merupakan tuli secara tiba- tiba bersifat sensorineural dengan penyebab yang belum diketahui dan penurunan pendengaran 30 db atau lebih, terjadi paling sedikit tiga frekuensi audimetri yang berlangsung kurang dari tiga hari.5,6
Angka kejadian tuli mendadak diperkirakan 5-20 orang per 100 000 penduduk, dengan 400 kasus baru setiap tahunya di Amerika serikat.5 Terdapat 127 kasus tuli mendadak di poli audiologi THT-KL RSUD Dr.Soetomo periode tahun 2005 sampai dengan 2009.7 Tuli mendadak mendapat terapi HBO sebesar 179 kasus pada periode tahun 2005 sampai dengan 2009 di Lakesla Dinas Kesehatan Angkatan Laut Surabaya. 8
Pada penulisan ini ditujukan untuk mengatahui peran terapi hiperbarik oksigen pada tuli mendadak dengan mengenal lebih jauh tentang terapi ini.

1. Tuli Mendadak
1.1 Etiopatofisiologi Tuli Mendadak
Kehilangan pendengaran pada tuli mendadak selalu dihubungkan dengan kerusakan koklea namun hanya 20 % kasus penyebab utamanya diketahui sedang 80% kasus lainya penyebab utamanya tidak diketahui.9
Terdapat empat teori utama yang menyebabkan terjadinya tuli mendadak yaitu kelainan vaskular, virus, ruptur tingkap bundar dan gangguan autoimun.9
Kelainan vaskular merupakan penyebab utama yang banyak dianut. Terdapatnya trombosis atau emboli pada arteri labirintin dapat mengakibatkan ketulian telinga dalam. Pada kasus dengan kekentalan sel darah merah dan lambatnya aliran darah dapat juga menyebabkan berkurangnya tekanan parsial oksigen pada telinga dalam, mengakibatkan sel sensori tidak berfungsi namun demikian kematian sel tidak akan terjadi sampai pada tekanan parsial oksigen berada pada titik kritis.5,9
Berbagai macam infeksi virus (mumps, virus sitomegal, rubeola, varisela) dapat menyebabkan tuli mendadak. Viremia menyebabkan gangguan sirkulasi dan mengakibatkan edema pada intima pembuluh darah telinga dalam. Beberapa peneliti juga menghubungkan kejadian tuli mendadak dengan adanya virus aktif pada infeksi saluran napas atas.5,9
Ruptur tingkap bundar, membran intrakoklea merupakan membran tipis yang memisahkan telinga dalam dan telinga tengah serta memisahkan ruangan endolimfe dan perilimfe koklea. Robeknya membran intrakoklea secara mendadak telah diyakini sebagai penyebab tuli mendadak. Hal ini diduga karena perubahan tekanan intra labirin yang mendadak akibat aktivitas fisik, manuver valsava, meniup hidung dan sebagainya. 5,9
Gangguan autoimun, inflamasi koklea juga dapat diakibatkan oleh autoimun sekunder seperti sindrom Cogan, Lupus, dan lain lain. Walaupun masih menjadi perdebatan mengenai hal ini namun diyakini gangguan autoimun mengakibatkan berkurangnya penghantaran oksigen ke organ Corti.5,9

1.2 Modalitas Terapi pada Tuli Mendadak
Penyembuhan spontan pada tuli mendadak sekitar 32-70% yang berefek pada efektifitas terapi sehingga penanganan lebih lanjut pada penyakit ini masih menjadi perdebatan.5
Penanganan lain yang telah ditemukan selain anti viral spesifik adalah hemodilusi dan vasoaktif ( inhalasi karbogen, ginkobiloba) dan terapi HBO.5,10
Pengunaan steroid pada koklea untuk mengatasi inflamasi yang menyertai tuli mendadak. Dosis dan durasi pemberian steroid pada Sirraj Hospital adalah prednison 1mg/kg berat badan, 7-14 hari. Periode emas penanganan adalah sampai dua minggu setelah mengalami tuli mendadak. Penggunaan steroid sistemik lebih banyak diterima pada beberapa pusat akademik..5
Anti virus oral seperti asiklovir telah dilaporkan penggunaanya, namun belum memperlihatkan keuntungan yang bermanfaat terhadap tuli mendadak.5
Beberapa penelitian tentang kasus tuli mendadak yang mendapat terapi HBO membuktikan adanya peningkatan oksigenasi perilimf, namun masih harus pembuktian lebih lanjut dengan penelitian lain, begitupula inhalasi karbogen (95% oksigen + 5% karbondioksida), vasoaktif (pentoksifilin, dekstran, ginkobiloba,) memperlihatkan hasil yang baik pada penanganan tuli mendadak.5
Adanya Reactive oxygen species (ROS) yang dihasilkan oleh trauma bising dan iskemik koklea termasuk ototoksik menghancurkan struktur koklea yang dapat diatasi dengan antioksidan. Pada penelitian lain diungkapkan bahwa pemberian kortikosteroid mempunyai efek terapi pada spiral ganglion koklea berupa peningkatan antioksidan glutation, sesudah pemberian steroid juga ditemukannya reseptor glukokortikoid secara luas pada jaringan dinding lateral ,organ Corti, spiral limbus, spiral ligamen dan spiral ganglion, terbanyak di spiral ligamen. Tampaknya kortikosteroid mempunyai kapabilitas untuk penanganan tuli mendadak.5
Steroid intratimpani telah dikemukakan oleh Silverstein et al yaitu membandingkan konsentrasi hidrokortison, deksametason, metilprednisolon pada cairan telinga dalam hewan coba setelah pemberian secara oral, intravena, intratimpani. Parnes et al menemukan adanya konsentrasi tinggi kortikosteroid pada cairan koklea setelah pemberian steroid intratimpani.5
Metilprednisolon mencapai konsentrasi tertinggi dan berada pada cairan endolimf dalam waktu yang lebih lama dibanding steroid lainnya. Sehingga terapi metilprednisolon menjadi pilihan utama pada penggunaan injeksi steroid intratimpani, namun negara berkembang lebih suka menggunakan deksametason karena lebih murah dan mudah ditemukan.5

2. Terapi Hiperbarik Oksigen
2.1 Sejarah Terapi Hiperbarik Oksigen
Sejak tahun 1662 dokter Henshaw (Inggris) menciptakan Domicilium, suatu prototip ruang udara bertekanan tinggi (RUBT) untuk meneliti kegunaan tekanan tinggi pada penyembuhan beberapa penyakit. Pada tahun 1771 Joseph Prisestrley menemukan oksigen dan tahun 1780 Thomas Beddoes menggabungkan keduanya dengan menyatakan bahwa pernapasan dengan udara yang kaya oksigen dapat menyembuhkan berbagai penyakit, kemudian bekerja sama dengan James Watt penemu mesin uap untuk merancang suatu RUBT.4,11,12
Tahun 1830 di Perancis mulai menggunakan Caisson untuk membuat terowongan- terowongan bawah air dan berakibat dikeluhkan berbagai macam gejala yang kemudian dikenal dengan bends disease. Beberapa waktu kemudian dilaporkan sukses besar tentang pengobatan bends disease dengan RUBT.4,11,12
Pada tahun 1837 Pravas ( Perancis) membuat RUBT dengan kapasitas 12 orang dan menuliskan hasil- hasil RUBT dalam Bulletin of Academic of Medicine (Paris). Tahun 1860 dibuat RUBT pertama di benua Amerika. Tahun 1870 Fontaine membuat RUBT beroda yang dapat ditarik kemana- mana dan didalamnya ia melakukan tindakan pembedahan. Tahun 1918 J. Cunningham di Kansas City berhasil menolong pasien dengan influensa berat juga menggunakan RUBT untuk terapi penyakit paru- paru menahun, sipilis, hipertensi, artritis, penyakit jantung, demam rematik akut dan penyakit kencing manis.4,11,12
Tahun 1937, U.S. Navy melakukan percobaan menangani penyakit dekompresi dengan terapi HBO dan protokol penanganan penyakit ini tetap digunakan sampai sekarang. 4,11,12
Tahun 1958, Ite Boerema yang kemudian dikenal sebagai bapak RUBT membuktikan kemampuan plasma darah dalam mengangkut oksigen selama di dalam RUBT. Tahun berikutnya ia melaporkan sukses besar dalam terapi gas ganggren dengan RUBT.4,11,12
Terapi hiperbarik oksigen pertama kali digunakan untuk menangani tuli mendadak pada akhir tahun 1960 oleh pekerja Perancis dan Jerman.13

2.2 Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT)
RUBT merupakan suatu tabung yang terbuat dari plat baja atau alluminium alloy ,dibuat sedemikian sehingga mampu diisi udara tekan mulai dari 1 atmosfir absolut (ATA) sampai beberapa ATA tergantung jenis dan penggunaanya.14
2.2.1 Jenis RUBT
Jenis RUBT dibagi berdasarkan daya tampung pasien serta kekuatan tekanan yang dapat diberikan, sebagai berikut:
1. Large multiple compartment chamber ; dipakai dalam pengobatan, mampu diisi tekanan lebih dari 5 ATA
2. Large multiple compartment for treatment ; dipakai dalam pengobatan, mampu diisi tekanan 2- 4 ATA, mampu menampung beberapa orang
3. Portable high pressure multiple chamber ; dapat dipindahkan,dipakai untuk pengobatan untuk penyelam, memuat lebih dari seorang
4. Portable one man high or low pressure chamber (monoplace chamber) ; pengobatan untuk satu orang.14
Terapi hiperbarik oksigen menggunakan ruangan monoplace, bila hanya satu pasien yang akan diberi oksigen 100%. RUBT monoplace chamber digunakan untuk menangani pasien dengan kondisi stabil pada penyakit- penyakit kronik. RUBT dengan multiple chamber digunakan untuk menangani pasien yang lebih dari satu atau pada pasien dengan kondisi kritis yang membutuhkan pendamping ketika pengobatan ini (gambar 1). Ruangan ini diberi tekanan udara sambil pasien menghirup oksigen 100% dengan menggunakan masker oksigen. Petugas terapi akan mengatur kontrol panel dan monitor pasien selama pengobatan.2,3,14


Gambar 1. Multiplace chamber3

2.2.2 Komponen RUBT 2,3,14,15
Komponen RUBT pada umumnya sama untuk berbagai jenis RUBT yaitu:
1. Pintu
Pintu RUBT dalam keadaan tertutup mampu menahan tekanan yang besar, baik dari satu sisi maupun dua sisi, sekeliliing pintu diberi lapisan karet agar kedap udara.
2. Jendela
Untuk mengamati kegiatan di dalam RUBT, pada dindingnya dipasang semacam jendela permanen yang ditutup dengan kaca tebal dari bahan acrylic atau gelas mineral yang tidak mudah pecah bila mendapat tekanan.
3. Ventilasi
Tanpa ventilasi dapat menyebabkan kadar CO2 didalam RUBT bertambah, untuk mengatasinya pada RUBT ditambah CO2 absorben untuk menyerap kelebihan O2 dari ekspirasi
4. Penyinaran
Sinar alami yang masuk kedalam RUBT tidak mencukupi untuk penerangan di dalamnya sehingga diberi sinar tambahan dengan tegangan rendah
5. Pendingin dan pemanas
Jika tekanan RUBT dinaikan, suhu dalam RUBT juga akan naik sebaliknya bila tekanan udara dikurangi maka suhu udara akan turun sehingga RUBT dilengkapi pendingin dan pemanas ruangan
6. Pengatur kelembapan udara
Kelembapan udara diatur dengan menempatkan absorben seperti jeli silika sebagai penyerap uap air
7. Peredam suara
Untuk mengurangi kebisingan saat kompresi digunakan peredam suara yang dapat mengurangi kebisingan hingga dibawah 50 db
8. Komunikasi
Komunikasi diusahan dengan voltase rendah atau sound powred telephone
9. Kamera televisi
Agar kegiatan pengawasan di dalam RUBT dapat dilakukan dengan baik dapat dipasang televisi
RUBT dapat berfungsi apabila diisi dengan udara tekan. Penghasil udara tekan berupa kompresor sebagai sumber utamanya.2,3,14,16


2.3 Dasar Biofisika Terapi Hiperbarik Oksigen
Pengaruh terapi hiperbarik oksigen didasarkan pada postulat tentang gas dan efek fisiologi serta biokimia dari hiperoksia.1,17
Postulat Boyle menyatakan bahwa volume suatu gas berbanding terbalik dengan tekanannya pada temperatur tetap. Hal ini menjadi dasar berbagai aspek terapi hiperbarik termasuk sedikit peningkatan suhu RUBT selama pengobatan dan adanya fenomena rasa tertekan di telinga terjadi bila adanya sumbatan pada tuba Euctachius yang dapat dicegah dengan ekualisasi untuk menyamakan tekanan, pada pasien yang tidak bisa ekualisasi dapat dilakukan timpanostomi.1,18,19
Postulat Dalton mengatakan bahwa tekanan suatu campuran gas sama dengan jumlah tekanan parsial masing- masing gas.1,18,19
Postulat Henry menyatakan bahwa banyaknya gas yang larut dalam cairan berbanding lurus dengan tekanan gas tersebut pada temperatur tetap. Hal ini mendasari adanya peningkatan oksigen di jaringan selama terapi hiperbarik oksigen.1,18,19
Hampir semua oksigen yang beredar dalam darah terikat dengan hemoglobin yang mengalami saturasi 97% pada tekanan atmosfir. Oksigen yang terlarut akan meningkat pada tekanan, sesuai dengan postulat Hendry selanjutnya memaksimalkan oksigenasi jaringan. Ketika bernapas pada tekanan 1 ATA tekanan oksigen arteri 100 mmHg dan tekanan oksigen jaringan 55 mmHg namun demikian pada keadaan 100% oksigen di 3 ATA dapat meningkatkan tekanan oksigen arteri mencapai 2000 mmHg dan tekanan oksigen jaringan sekitar 500 mmHg mengakibatkan pengangkutan 60 ml oksigen/ liter darah (bandingkan dengan 3 ml/l darah pada tekanan atmosfir biasa) sehingga memberikan kecukupan untuk mendukung sisa jaringan tanpa kontribusi dari hemoglobin. Oksigen yang terlarut dapat mencapai daerah yang tidak dapat dijangkau oleh sel darah merah dan dapat memberikan oksigenasi pada jaringan walaupun tidak berfungsinya pengangkut oksigen hemoglobin seperti pada keracunan karbon monoksida dan anemia yang berat.1
Keadaan hiperoksia jaringan normal pada terapi hiperbarik oksigen dapat mengakibatkan vasokonstriksi tetapi dikompensasi dengan peningkatan oksigen plasma dan adanya mikrovaskular. Terapi hiperbarik oksigen juga menurunkan akumulasi laktat pada jaringan iskemik.1

2.4 Peran Terapi Hiperbarik Oksigen pada Tuli Mendadak
Terapi hiperbarik oksigen telah digunakan sejak tahun 1960 untuk menangani tuli mendadak berdasarkan pemikiran bahwa kehilangan pendengaran pada tuli mendadak karena adanya hipoksia pada koklea dan terapi hiperbarik oksigen dapat mengembalikan kekurangan oksigen tersebut.9,10,13
2.4.1 Mekanisme Hiperbarik Oksigen pada Tuli Mendadak
Aktifitas koklea tergantung dari suplai energi yang dibentuk oleh metabolisme oksigen. Stria vaskularis dan organ Corti dengan aktifitas metabolisme yang tinggi membutuhkan konsumsi oksigen yang sangat besar.9
Berdasarkan penelitian, tekanan oksigen pada perilimf menurun secara signifikan pada pasien dengan tuli mendadak. Tindak lanjut dari keadaan ini adalah rusaknya neuroepitelium sensori karena adanya anoksia sehingga suplai oksigen merupakan kunci utama terjadinya disfungsi pada telinga dalam.9
Rasionalitas terapi tuli mendadak tidak hanya didasarkan pada pengaruh HBO secara umum seperti peningkatan kelarutan oksigen yang masif, vasokontriksi yang dapat mengurangi edema, memperbaiki aliran darah dan sel darah tetapi juga karena efek lokal dari terapi ini.9
Koklea sangat dipengaruhi oleh dua mekanisme metabolisme yaitu oksidatif aerobik pada stria vaskularis dan glikolitik anaerobik pada organ Corti. HBO mempunyai dua efek yaitu membangkitkan kembali metabolisme oksidatif pada stria vaskularis serta melindungi sel neurosensori yang telah menjadi lambat sedang HBO dapat memulihkan energi metabolisme secara fisiologi.9
Untuk oksigenasi telinga dalam, HBO berperan meningkatkan potensial transmembran dan sintesis adenosine triphosphate (ATP) serta aktifitas metabolisme sel dan pompa natrium kalium yang mengakibatkan terjadinya keseimbangan ion dan fungsi elektrofisiologi pada labirin.9
Oksigen arteri mengalami difusi dari kapiler ke dalam cairan telinga dalam dan meningkatkan saturasi parsial oksigen yang mempengaruhi tekanan oksigen telinga dalam. Selama terapi HBO tekanan parsial oksigen yang tinggi menghidupkan kembali daerah yang mengalami hipoksia pada koklea .9
Keuntungan HBO pada tuli mendadak adalah peningkatan distribusi oksigen yang terlarut dalam sirkulasi darah. Peningkatan oksigen pada perilimf dan endolimf membantu pemulihan fungsi telinga dalam, HBO juga meningkatkan suplai darah dan berkontribusi pada peningkatan mikrosirkulasi, menurunkan hematokrit dan viskositas darah serta meningkatkan elastisitas sel darah merah.15
2.4.2 Manfaat HBO Sebagai Terapi Awal
Terapi awal adalah pemberian terapi HBO dalam 10 hari terjadinya tuli mendadak baik tersendiri atau lebih sering diberikan bersamaan dengan terapi lain. Manfaat HBO sebagai terapi awal terungkap pada penelitian terakhir berupa laporan studi retrospektif beberapa peneliti. 9
Aslan et al mengevaluasi catatan medis 50 pasien yang mengalami tuli mendadak selama dua minggu. Pada grup pertama terdiri dari 25 pasien diterapi dengan betahistin hidroklorida, prednisone 1mg/kgBB/hari serta blok ganglion stelata. Grup kedua berisi 25 pasien mendapat terapi yang sama dengan tambahan HBO pada 2,4 ATA selama 90 menit sebanyak 20 sesi. Rata- rata peningkatan pendengaran sebesar 37,9 ± 24 dB pada grup dua secara statistik lebih tinggi dibanding grup pertama 20,0± 19,6 db (p<0,05).9
Racic et al meneliti 115 pasien dengan tuli mendadak setelah 7 hari. Grup pertama 51 pasien mendapat terapi HBO saja pada tekanan 2,8 ATA selama 60 menit dua kali sehari dibandingkan dengan grup dua terdiri dari 64 pasien yang menerima pentoksifilin intravena. Rata- rata peningkatan pendengaran pada grup pertama sebesar 46,35 ± 18,58 dibandingkan dengan grup dua 21,48 ±13,50 dB. (p<0,001).9
Barthelamy et al melaporkan evalusi terapi dari 229 pasien telah diberi HBO ( 1 sesi perhari 2,5 ATA selama 90 menit selama 10 hari berturut- turut), metilprednisolon (1mg/kg) dan vasodilator. Rata rata kehilangan pendengaran sebelum terapi sebesar 52,5 ± 30,0 dB dibandingakan dengan setelah terapi 26,6 ± 30,4 dB. Peningkatan pendengaran yang signifikan terdapat pada 56,3% pasien.9
Penelitian lain, Cavallazi et al memperlihatkan perkembangan secara umum lebih baik pada grup HBO dibandingkan grup yang mendapat terapi konvensional. Fattori et al membandingkan dua grup pasien yang diterapi lebih dini (48 jam pertama tuli mendadak) dan ditemukananya perbedaan secara statistik yang cukup besar pada penggunaan terapi HBO dibanding dengan penggunaan vasodilator pada rata- rata peningkatan pendengaran. Topus et al menemukan adanya perkembangan yang signifikan pada grup HBO kecuali pada frekuensi 2000 Hz.9
2.4.3 Manfaat HBO sebagai Terapi Sekunder
Terapi sekunder adalah pemberian terapi HBO setelah terapi konvensional gagal. Beberapa peneliti melaporkan efek pemberian HBO sebagai terapi sekunder. 9
Lamm et al, membuat meta analisis dari tahun 1968- 1997 pada 4109 pasien dengan tuli mendadak dan tinnitus, menyatakan jika HBO diberikan antara 2 minggu dan 6 minggu setelah terapi konvensional gagal, ditemukan 54,3% pasien mengalami peningkatan pendengaran secara signifikan lebih dari 20 dB dan 33% mengalami perbaikan pendengaran kurang dari 20 dB. Jika terapi HBO diberikan diantara 6 minggu dan 3 bulan terdapat 13% pasien memperlihatkan perkembangan yang sangat baik dan 25 % memperlihatkan perkembangan yang cukup.9
Almeling et al melakukan penelitian kohort pada 650 pasien setelah terapi konvensional gagal memperlihatkan perkembangan yang signifikan apabila terapi HBO diberikan setelah 3 bulan sejak terjadinya tuli mendadak.9
Nakashima et al, pemberian terapi HBO pada 550 pasien setelah gagal dengan terapi konvensional, memperlihatkan peningkatan level pendengaran pada beberapa pasien.9
2.4.4 Terapi HBO Masa Mendatang
Walaupun mayoritas peneliti melaporkan perkembangan yang baik pada penggunaan HBO untuk penanganan tuli mendadak namun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut berupa randomisasi dan studi prospektif dalam jumlah yang banyak.9
Sejak tahun 2002, randomisasi dan studi prospektif berupa pemberian HBO setelah gagal dengan terapi konvensional telah dilakukan pada beberapa negara di benua Eropa dan masih berlangsung sampai sekarang.9
Gangguan pendengaran yang menetap dapat mempengaruhi psikososial seseorang dan seorang dokter harus berbuat maksimal untuk mengatasi hal ini. Terapi HBO dapat menjadi pilihan utama bila penanganan secara konvensional tidak berhasil didasarkan pada penelitian- penelitian yang sudah ada sambil menunggu klarifikasi data mengenai terapi ini.9

2.5 Dosis Terapi Hiperbarik Oksigen
Terapi oksigen hiperbarik secara umum adalah diberikannya tekanan dalam RUBT sebesar 2,0 ATA selama 90-120 menit pada sekali penekanan atau 2,4 ATA selama 90 menit dengan dua periode selama 5 menit menghirup udara (30 menit menghirup oksigen dilanjutkan 5 menit menghirup udara,selanjutnya 30 menit menghirup oksigen diteruskan 5 menit menghirup udara, lalu 30 menit menghirup oksigen) (gambar 2). Periode bernapas dengan udara digunakan untuk mereduksi toksisitas oksigen 2,6

14 meter





14’ 30’ 5’ 30’ 5’ 30’ 14’

Gambar 2. Skema terapi dengan HBO3


2.6 Kontra Indikasi Terapi Hiperbarik Oksigen.
Terapi HBO telah digunakan untuk menangani berbagai macam penyakit lebih dari 40 tahun. Beberapa indikasi telah dikukuhkan dan level bukti untuk mendukung pengobatan ini perlahan meningkat. Namun demikian, tidak ada prosedur medis yang benar- benar bebas dari resiko. Keputusan untuk menggunakan terapi HBO dibutuhkan pertimbangan yang matang dengan memperhatikan tingkat resiko yang didapat dan keuntungan yang diperoleh. Kontra indikasi HBO tergantung dari keadaan klinik pasien dan kapabilitas dari pusat hiperbarik itu sendiri.10
2.6.1 Kontra Indikasi Absolut.20,21
Kontra indikasi absolut adalah kondisi yang dapat mengakibatkan kematian dan atau menimbulkan gangguan kesehatan yang sangat berat :
a. Pneumotoraks yang belum dirawat, kecuali sebelum pemberian oksigen hiperbarik dapat dikerjakan tindakan bedah untuk mengatasi pneumotoraks tersebut
b. Selama beberapa tahun orang beranggapan bahwa keganasan yang belum diobati atau keganasan metastatik akan menjadi lebih buruk pada pemakaian oksigen hiperbarik dan termasuk kontra indikasi absolut. Namun penelitian- penelitian terakhir menunjukan bahwa sel- sel ganas tidak tumbuh lebih cepat dalam suasan oksigen hiperbarik. Penderita keganasan yang di obati dengan oksigen hiperbarik biasanya secara bersama- sama juga menerima radiasi atau kemoterapi
2.6.2 Kontra Indikasi Relalif.20,21
Kontra indikasi relatif adalah kondisi yang mengakibatkan terjadinya resiko sangat terbatas baik jumlah maupun intensitasnya:
a. Infeksi saluran napas bagian atas, menyulitkan penderita untuk melaksanakan ekualisasi dapat ditolong dengan pemberian dekongestan dan miringotomi bilateral
b. Sinusitis kronis dapat menyulitkan penderita untuk ekualisasi
c. Penyakit kejang dapat menyebabkan penderita lebih muda terserang konvulsi oksigen
d. Emfisema yang disertai retensi CO2 dapat dikerjakan bila penderita diintubasi dan memakai ventilator
e. Panas tinggi merupakan predisposisi terjadinya konvulsi oksigen, kemungkinan ini dapat diperkecil dengan pemberian aspirin dan anti konvulsan
f. Riwayat pneumotoraks spontan sebaiknya berada pada RUBT dengan kamar ganda agar lebih muda pengawasan bila ada masalah
g. Riwayat operasi dada dapat menyebabkan terjadinya luka dengan air trapping yang timbul saat dekompresi.
h. Riwayat operasi telinga, operasi pada telinga dengan penempatan kawat atau topangan plastik dalam telinga setelah stapedektomi, dikawatirkan perubahan tekanan akan mengganggu implant tersebut
i. Kerusakan paru asimtomatik yang ditemukan pada foto toraks, memerlukan proses dekompresi yang sangat lambat antara 5 – 10 menit
j. Sperositosis kongenital, pada keadaan ini butir sel darah merah sangat fragil dan pemberian HBO dapat diikuti dengan hemolisis yang berat
k. Riwayat neuritis optik, bila saat pemberian HBO terdapat gangguan penglihatan walaupun sedikit, pemberian HBO segera dihentikan dan perlu konsultasi dengan dokter mata.

2.7 Pasien dengan Perhatian Khusus
Pada anak- anak biasanya mempunyai kapasitas respirasi yang normal kemungkianan akan mengalami tekanan oksigen yang tinggi pada jaringan, sehingga resiko untuk terjadinya toksisitas oksigen menjadi lebih besar. Penggunaan tekanan yang lebih rendah serta siklus yang pendek dari penggunaan oksigen dan udara menjadi upaya untuk mengatasinya.20
Masalah pada orang tua bukan pada umur tetapi mereka seringkali mengalami gangguan respirasi, jantung atau masalah gangguan pembuluh darah lainnya. Perhatian khusus harus diberikan pada fungsi pernapasan dan jantung selama terapi HBO ini terutama pada penghantaran sistem oksigen seperti penggunaan masker yang kurang tepat atau kebutuhan oksigen yang diberikan terlalu tinggi. 20
Penggunaan terapi HBO selama hamil perlu perhatian khusus karena tekanan parsial oksigen yang tinggi dapat mempengaruhi janin termasuk kelainan teratogenik, retinopati dan pengaruh ke jantung, mempengaruhi aliran darah ke plasenta serta mempengaruhi penutupan duktus arteriosus sehingga penggunaan terapi ini sangat hati- hati pada wanita hamil kecuali sangat diperlukan. 20
Pasien yang menerima obat-obatan spesifik seperti bleomisin dan doksorubisin. Bleomisin merupakan obat yang digunakan untuk terapi kanker, dari berbagai penelitian memperlihatkan kelainan paru terjadi setelah terapi oksigen dengan 9 bulan sebelumnya menggunaan bleomisin dan penelitian lain memperlihatkan bahwa tidak terjadinya kelainan paru setelah pemberian oksigen terapi dengan 6 bulan sebelumnya telah mendapat bleomisin , sehingga terapi hiperbarik bukan merupakan kontra indikasi apabila tidak digunakan bleomisin selama 1 tahun. Tidak ada efek toksik pada penggunaan klinis dengan doksorubin dan HBO, telah direkomendasikan pemberian HBO terapi setelah 2-3 hari terapi doksorubisin.20

2.8 Efek Samping Terapi Hiperbarik Oksigen
Efek samping HBO terapi dapat dibagi menjadi dua grup yaitu dihubungkan dengan tekanan gas pada ruang tertutup dan dihubungkan dengan efek keracunan oksigen. 15,17,22,23
Barotrauma telinga tengah menjadi komplikasi yang sering ditemukan pada terapi dengan angka kejadian 2%, namun demikian bila mengikuti instruksi valsava dengan baik dapat mencegah terjadinya barotrauma. 15,17,22,23
Barotrauma telinga dalam jarang terjadi kecuali melakukan valsava yang berlebihan. Pada pasien tidak sadar dapat terjadi ruptur membran timpani sebelum terjadinya ruptur tingkap bulat dan lonjong, yang dapat mengakibatkan gangguan pendengaran permanen, tinitus dan vertigo. 15,17,22,23
Nyeri sinus merupakan komplikasi urutan kedua yang sering terjadi pada terapi HBO namun dapat diatasi dengan dekongestan selanjutnya terapi HBO dapat diteruskan. 15,17,22,23
Emboli udara dan pneumotoraks merupakan komplikasi yang sangat jarang terjadi pada terapi HBO. Jika hal ini terjadi, biasanya pada pasien dengan gangguan paru- paru sebelumnya. 15,17,22,23
Sakit gigi dapat terjadi selama kompresi dan dekompresi umumnya didahului manipulasi gigi sehingga terdapat udara yang terperangkap di dalamnya. 15,17,22,23
Miopi reversibel jarang ditemukan pada terapi HBO dengan mekanisme belum diketahui diduga karena perubahan bentuk dari lensa. 15,17,22,23
Dapat terjadi keracunan oksigen susunan saraf pusat karena penggunaan tekanan yang tinggi dengan gejala pandangan kabur, tinitus, mual, kejang otot bahkan kejang generalisata namun tidak terjadi pada tekanan < 2,8 ATA dan bisa hilang setelah terapi HBO dihentikan atau selesai, angka kejadianya 1,3 per 10 000 kali pengobatan. 24
Keracunan oksigen pulmonal dapat terjadi pada pasien yang diberi oksigen 100 % tekanan 1 ATA pada periode yang lama dengan gejala dada seperti ditekan, dispnea dan batuk . Penangananya adalah dengan menghentikan terapi HBO. 15,17,22,23

RINGKASAN
Terapi hiperbarik oksigen (HBO) adalah pengobatan dengan cara pasien bernapas menghirup oksigen 100% secara intermiten dalam suatu ruang udara bertekanan tinggi (RUBT) lebih dari tekanan atmosfir. RUBT yang digunakan secara umum ada dua macam yaitu multiplace chamber dan monoplace chamber digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Terdapat beberapa macam teori tentang penyebab tuli mendadak yaitu kelainan vaskular, virus, ruptur tingkap bundar serta gangguan autoimun yang dijadikan dasar untuk modalitas terapi selanjutnya.
Terapi hiperbarik oksigen pertama kali digunakan untuk menangani tuli mendadak pada akhir tahun 1960. Beberapa postulat telah dijadikan dasar berbagai aspek tentang terapi ini yaitu postulat Hendry, postulat Boyle dan postulat Dalton
Pengaruh terapi HBO berupa peningkatan kelarutan oksigen , mengurangi edema, memperbaiki aliran darah dan sel darah juga meningkatkan saturasi parsial oksigen. Beberapa penelitian telah mengungkapkan tentang manfaat terapi ini baik sebagai terapi awal maupun terapi sekunder namun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut berupa randomisasi dan studi prospektif dalam jumlah yang banyak.
Dosis terapi yang digunakan adalah pemberian tekanan 2,4 ATA selama 90 menit dengan dua periode menghirup udara. Kontra indikasi terapi ini berupa kontra indikasi absolut yaitu pneumotoraks serta kontraindikasi relatif berupa infeksi saluran napas bagian atas, sinusitis kronik, emfisema, demam tinggi, riwayat operasi dada, riwayat operasi telinga, kerusakan paru. Adanya perhatian khusus pada pasien anak,orang tua, ibu hamil dan penggunaan obat spesifik. Efek samping terapi HBO dihubungkan dengan pengaruh tekanan dan pengaruh gas oksigen.